LAPORAN HASIL WAWANCARA TOKOH/SENIMAN UK 1 PENDIDIKAN SENI MUSIK Dosen pengampu : Karsono, M.Sn
Setelah sekian lama mimin ga upload, mimin kali ini mau upload tugas mimin lagi, tentang seniman loooooo, oke selamat membaca, semoga bermanfaat :) boleh berbagi tapi jangan lupa cantumkan di dapus :)
LAPORAN HASIL WAWANCARA TOKOH/SENIMAN
UK 1 PENDIDIKAN
SENI MUSIK
Dosen
pengampu : Karsono, M.Sn
Disusun oleh :
Nama : Yogi
Rakhmawati
NIM : K711328
Kelas : III B
PROGRAM STUDI
S1 PGSD KAMPUS VI
KEBUMEN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
LAPORAN HASIL WAWANCARA TOKOH/SENIMAN
UK 1 PENDIDIKAN
SENI MUSIK
Nama :
Yogi Rakhmawati
NIM :
K7113238
Semester/Kelas :
3 B
No HP :
085642860563
Sumber :
Hasil Wawancara, observasi, dokumentasi, dan media sosial.
IDHA SELAWATI SENIMAN TARI DARI
KARANGSARI
Idha
Selawati
Fajar pagi yang cerah adalah awal
yang indah untuk memulai segala macam aktivitas. Karena waktu pagi hari itu
masih sangat hening dan sepi, sehingga akan membawa dampak positif terhadap
otak kita. Tapi untuk gadis belia yang satu ini, pagi hari adalah waktu yang
tepat baginya untuk bernafas lega, melemaskan otot-otot, dan melepaskan
kepenatan seusai menari dan nyinden semalam suntuk . Ya, gadis ini bernama Idha
, sapaan kesehariannya. Nama lengkapnya Idha Selawati, gadis muda penuh bakat
multitalenta dari Desa Karangsari RT 03 RW 06 Kecamatan Susukan Banjarnegara.
Desa Karangsari adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Susukan,
Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini di batasi oleh : sebelah timur
desa Kedawung, sebelah selatan desa Gumelem Wetan dan Gumelem Kulon, Sebelah
Barat desa Piasa Wetan, sedangkan sebelah utara desa Dermasari dan Kemranggon. Jarak
dari Pertigaan karesidenan Banyumas 12 Km ke arah timur, dari kota Banjarnegara
berjarak 36 Km ke arah barat. Kantor kecamatan Susukan berada di tengah desa,
tepatnya di Dusun Karangsari. Di dusun inilah idha dilahirkan, tumbuh, dan
dibesarkan, menata dan meniti kariernya dalam kesenian tari.
Gadis kelahiran Banjarnegara, 6 Mei
1995 ini adalah seorang seniman tari sekaligus sinden yang sudah cukup
berpengalaman. Dilihat dari jam terbangnya, jadwalnya sudah padat. Saya pun
untuk mewawancarai dia secara langsung cukup susah karena dalam 3 bulan ini
dimulai dari bulan Agustus sampai Oktober dia pentas untuk setiap harinya. Dan
itupun dalam 1 hari ada 1 sampai 3 kali pentas.
Bakat menarinya sudah terlihat sejak
Idha masih kecil , saat masih TK. Dia sering mengikuti lomba-lomba tari dan
sering pula menyabet gelar juara 1,2,3 . Saat masih SD , SMP , sampai SMA dia
sering mewakili sekolah untuk mengikuti lomba tari. Dia seorang pribadi yang
ceria, gemulai, terlihat sekali gestur seorang penari. Idha sendiri adalah
teman saya sewaktu SMA. Terlihat sekali bakat menarinya, pada saat wisuda pun
dia menari dengan indahnya. Gerak tariannya sudah sesuai dengan wirama, wiraga,
dan wirasa.
Idha Selawati (Kiri)
Idha ikut seorang Dalang yang cukup
tersohor sebarlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap,
Kebumen) yaitu Dalang Kukuh Bayu Aji asal Desa Pageralang Kemranjen Banyumas. Idha
mulai ikut Dalang Kukuh Bayu Aji sejak kelas 3 SMA, sejak tahun 2013. Ia diajak
oleh paman dan bibinya ikut dalang tersebut. Paman dan bibinya juga anggota
dari Pagelaran Wayang Dalang Kukuh, pamannya pemain kendang dan bibinya seorang
sinden. Ia mulai aktif dalam kesenian ini setelah lulus SMA. Sebenarnya, Idha
telah mendaftar salah satu universitas ternama di Indonesia melalui jalur
SNMPTN dan mengambil jurusan managemen, tapi Ia belum diberi kesempatan untuk
masuk di universitas tersebut. Di SMA Idha memiliki nilai akademik yang bagus
dan sering mendapat peringkat. Tapi untuk membantu pemasukan keluarga dia lebih
memilih untuk ikut bersama paman dan bibinya, dan Idha sudah terjun ke dunia
tari serta memperoleh penghasilan untuk membantu kehidupan ekonomi keluarga
maka Idha pun lebih memilih menari
sebagai pekerjaannya.
Orangtuanya bekerja di sebuah TK di
Jakarta, dan dia hidup bersama kakek, nenek , beserta adiknya. Dia juga
bertanggung jawab untuk adiknya walaupun hanya sekedar untuk memberi uang
jajan. Ia juga membantu kakek neneknya, karena kakeknya yang sudah berumur
masih bekerja di Kantor Desa Karangsari sebagai Kebayan atau pesuruh.
Saya sungguh salut dan bangga kepada
Idha, Dalam umur yang masih muda ini yakni 19 tahun dia sudah berpenghasilan
minimal 125 ribu per pentasnya. Wah, bagi Saya sendiri sangat lumayan. Apalagi
dalam 1 hari Idha bisa pentas sampai tiga kali dalam tiga bulan ini. Tapi
dibalik penghasilan yang cukup itu, terlihat sekali, Idha terlihat kurus
dibanding saat SMA. Pada saat Saya menemuinya, Ia terlihat lemas dan lelah.
Memang bukan tidak mungkin, pekerjaan yang dijalaninya ini menguras tenaga dan
pikirannya. Tapi Saya sebagai seorang sahabat tentunya sangat bangga, diumur 19
tahun ini Ia tulus dan ikhlas dalam menekuni pekerjaan yang dicintainya ini. Diumur
semuda itu sudah berpenghasilan cukup dan dengan penuh tanggungjawab membantu
kehidupan ekonomi keluarganya. Walaupun Idha lelah , pentas semalam suntuk,
tapi semangatnya benar-benar patut diacungi jempol. Bagi Idha bermalas-malasan
bukanlah kehidupan yang patut untuk Ia jalani tapi hidup penuh kerja keras dan
tanggungjawablah yang menjadi prioritas. Tuhan memang adil, memberikan Idha
talenta yang luar biasa. Selain pintar menari, bagus dalam prestasi akademik,
dalam bidang tarik suarapun dia tidak kalah bagusnya. Terbukti dengan dia merangkap sebagai sinden yang menyanyikan
lagu-lagu campur sari.
Bagi Idha menari bukan hanya sebagai
pekerjaan utamanya tapi menari merupakan suatu media untuk mengekspresikan rasa
yang ada dalam jiwa. Bagi Idha menari disini bukan hanya ladang untuk mengais
rizki, tapi dengan menari dan ikut dalam kesenian pagelaran wayang Dalang Kukuh
Bayu Aji dia memperoleh banyak keuntungan yakni bertambahnya pengalaman dan
pengetahuannya akan kesenian , termasuk seni tari yang menjadi prioritasnya,
menambah banyak teman , dan keterampilan menarinya semakin meningkat. Terbukti, Idha hafal dan tau sebagian besar
Tari Banyumasan.
Idha sudah terbiasa hidup
mandiri,karena sudah berpisah dengan orangtuanya sejak Ia duduk di kelas 7 SMP.
Pada saat Saya menemuinya Idha baru istirahat selama 5 jam, karena semalam
suntuk pentas dari Pemalang mulai jam 9 sampai jam setengah 4, kemudian pulang
ke Banjarnegara pukul 08.00 WIB pagi. Sorenya dia akan pentas di Gombong,
Kebumen pukul 16.00 WIB . Besoknya pentas di Binangun, Cilacap. Wah, wah, memang
cukup padat. Walaupun jadwalnya padat,
tapi menurut Idha kesenian wayang saat ini kurang diminati masyarakat. Terbukti
pertunjukan wayang ramai hanya pada saat bulan suro , tradisi Ruwat Bumi atau
diundang untuk acara hajatan orang saja.
Pertunjukan wayang diadakan pada
bulan Suro yakni untuk memperingati datangnya bulan Suro atau hari pertama
bulan Suro (satu suro). Satu Suro adalah hari pertama dalam kalender Jawa di
bulan Sura atau Suro di mana bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender
hijriyah, karena Kalender jawa yang diterbitkan Sultan Agung mengacu
penanggalan Hijriyah (Islam). Satu suro biasanya diperingati pada malam hari
setelah magrib pada hari sebelum tanggal satu biasanya disebut malam satu suro,
hal ini karena pergantian hari Jawa dimulai pada saat matahari terbenam dari
hari sebelumnya, bukan pada tengah malam. Dalam masyarakat Jawa satu suro ini
dianggap keramat terlebih bila jatuh pada jumat legi. Untuk sebagian masyarakat
pada malam satu suro dilarang untuk ke mana-mana kecuali untuk berdoa ataupun
melakukan ibadah lain. Tradisi saat malam satu suro
bermacam-macam tergantung dari daerah mana memandang hal ini, sebagai contoh
Tapa Bisu, atau mengunci mulut yaitu tidak mengeluarkan kata-kata selama ritual
ini. Yang dapat dimaknai sebagai upacara untuk mawas diri, berkaca pada diri
atas apa yang dilakoninya selama setahun penuh, menghadapi tahun baru di esok
paginya, atau mengadakan pageralan wayang untuk menyambut datangnya bulan suro.
Selain diadakan untuk menyambut
bulan suro, pagelaran wayang juga diadakan untuk tradisi Ruwat Bumi. Ruwatan
merupakan sebuah tradisi jawa dimana menurut mitos bertujuan untuk membebaskan
orang, komunitas, kelompok, bahkan negara dari mara bahaya. Inti dari ruwatan
adalah do'a yang dipanjatkan kepada Allah S.W.T agar di beri perlindungan lahir
maupun batin. Ruwantan juga memerlukan sesajen untuk melakukan kegiatan Ruwatan
tersebut. Tujuan dari sajen adalah mengungkapkan rasa syukur terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan menghindarkan dari mara bahaya. Sejarah sajen/sesaji ini
adalah "Tradisi sesajen wis ana kawit pertama menungsa ana neng bumi"
(dari pertama manusia ada di muka bumi) yang berarti sajen ada ketika manusia
ada di muka bumi ini. Karena adanya sajen/sesaji inilah disebut dengan sedekah
bumi atau Ruwat Bumi. Orang jawa beranggapan bahwa melalui upacara-upacara
tradisinal ini mereka dapat secara langsung meminta dan memohon perlindungan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Makna yang terdapat pada ruwatan
adalah:"mbale'ake neng keadaan sedurunge" ( mengembalikan kembali
keadaan menjadi seperti sebelumnya) sejarah ruwatan berasal dari cerita etos
pewayangan yaitu Murwakala. Maka, pada saat tradisi Ruwat Bumi ,diselenggarakan
pagelaran wayang untuk memperingati dan memeriahkannya .
Menurut Idha minimal ada generasi
muda seperti Idha yang ikut melestarikan budaya bangsa terutama budaya
Banyumasan. Memang awalnya Ia merasa jenuh , tapi lama-kelamaan Idha mulai
menikmati kesenian dan pekerjaan yang dia jalani. Untuk kedepannya, Idha akan
tetap menekuninya. Sebagai penari dan sinden yang bukan hanya sebagai jalan
untuk mendapat penghasilan tapi dia sebagai generasi muda generasi penerus
bangsa, dia akan tetap melestarikan kesenian ini, karena kesenian adalah
warisan budaya bangsa yang harus ditularkan dan diteruskan kepada anak cucu
kita nantinya.
Keputusan Idha untuk tetap menekuni
kesenian ini juga didukung penuh oleh keluarganya. Karena selama baik bagi
dirinya maupun keluarganya , Idha akan tetap menekuni. Dalam dirinya sudah
melekat jiwa seni khususnya seni tari yang digelutinya sejak masih TK. Harapan
Idha bagi pemerintah terhadap seni wayang ini yakni pemerintah harus lebih memperhatikan
kesenian wayang ini karena merupakan aset budaya bangsa yang harus
dilestarikan. Pemerintah harus ikut andil, misal dengan mengadakan festival
atau lomba-lomba yang berkaitan dengan kesenian wayang ini.
Sumber :
Prabowo
Agung. 2010. Ruwatan dalam Tradisi
Jawa,Madura, dan Bali. Diakses pada tanggal
6 Oktober 2014 di http://kiagungprabowo.blogspot.com/2010/12/ruwatan-dalam-tradisi- jawa-madura- bali.html
Satu
Suro - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas